B. Indonesia

Pertanyaan

Apa isi Syair Burung Nuri?

1 Jawaban

  • Cinta yang Kandas

    Paling kurang ada tiga syair yang berkisah tentang cinta yang kandas, yaitu Syair Ikan Terubuk, Syair Burung Pungguk dan Syair Burung Nuri. Syair Ikan Terubuk merupakan syair sindiran terhadap lamaran putra raja Melaka yang ditolak oleh putri Kerajaan Siak. Pengarang syair tidak berani menyebut terus terang, sehingga dipakailah cara perlambangan dan kiasan. Pengarang tidak berterus terang, mungkin hal itu menyangkut keselamatan dirinya. Tetapi yang lebih penting, dengan memakai perlambangan Ikan Terubuk dan Ikan Puyu-puyu, maka putra raja Melaka dan putri Siak telah tersamarkan, sehingga dapat terjaga martabat mereka.

    Syair Burung Pungguk, berkisah tentang Burung Pungguk dan Putri Bulan. Inilah cinta yang kandas oleh jurang pemisah antara orang kebanyakan yang hidup sederhana dengan kalangan bangsawan yang hidup mewah. Dalam syair ini telah disamarkan pemuda yang mencintai putri istana dan juga putri istana yang jatuh cinta kepada pemuda dari kalangan rakyat biasa. Pemuda pecinta itu disamarkan dengan Pungguk, sedangkan putri istana tersebut diganti dengan Putri Bulan. Percintaaan mereka malah justru menjadi membahana, karena ketika bulan purnama biasanya burung pungguk berbunyi mendayu-dayu. Yang amat mirip dengan kisah ini ialah novel Dibawah Lindungan Ka’bah karangan Hamka. Dalam novel itu tergambar seorang pemuda miskin telah terjalin dalam kasih-sayang dengan seorang gadis anak orang kaya.

    Syair Burung Nuri (alih aksara Jumsari Jusuf, Departemen P dan K, Jakarta, 1978). Syair ini dikarang oleh Sultan Badaroedin dari Palembang. Syair ini tersimpan dalam koleksi Bagian Naskah Museum Pusat, bernomor MI. B; 21 x 16 cm, 21 halaman, 20 baris, berhuruf Arab, tulisannya jelas dan kertasnya masih baik. Syair ini telah menyamarkan percintaan anak manusia kalangan bangsawan. Nuri adalah isteri seorang pembesar kerajaan yakni Bayan Johari. Pada suatu hari seekor burung tampan lagi indah bernama Simbangan terbang melayang, melewati Kampung Bayan Johari. Dengan tidak terduga dia terpandang pada Nuri yang cantik. Mereka beradu pandang sejenak, tapi ternyata pandangan itu telah membuat hati mereka saling berdebar. Mereka jatuh cinta pada pandangan pertama:

    Keadaan Nuri yang menderita dendam asmara ini, semakin tak tertahankan. Hatinya tak mau mendengar pikirannya, tak mau sadar bahwa dia dalam sangkar orang. Nuri mengutus Burung Punai untuk menemui Simbangan dan meminta agar pujaan hatinya itu bersedia datang menemuinya. Simbangan memenuhi harapan Nuri :

    Unggas melayang tiada antaranya
    Sampailah bangsawan dengan sigeranya
    Ke kampung Nuri lintas masuknya
    Bayan dan Nuri hadir menantinya

    Serta terpandang paksi bestari
    Turunlah sigera Bayan dan Nuri
    Tabik dan hormat keris diberi
    Naiklah duduk unggas johari
    Seketika duduk unggas bangsawan
    Minuman dituang di dalam cawan
    Disembahkan Bayan kepada tuan
    Simbangan menyambut manis kelakuan

    Nuri nin sangat malu rupanya
    Kita nin tidak lagi ditegurnya
    Simbangan tersenyum manis katanya
    Nuri nin sakit apalah khabarnya

    Setelah Simbangan bertamu kepada Bayan dan Nuri, maka dengan hati yang rawan dia mohon kepada Bayan dan Nurl pulang ke istananya:

    Gundah bercampurlah dengan rawan
    Rasanya semangat tiada berketahuan
    Lalulah bermohon unggas di awan
    Kepada Bayan Nuri bangsawan

    Bayan dan Nuri hormat berdiri
    Selamat pulang unggas bestari
    Simbangan menyahut durja berseri
    Selamat tinggal Bayan dan Nuri

    Melayanglah unggas bimbang dan rawan
    Bertambah manis rupa kelakuan
    Diiringi paksi sekalian kawan
    Seperti dewa batara di awan

    Nuri memandang rawan dan pilu
    Hatinya bagai dihiris sembilu
    Rasanya bagai hendakkan milu
    Disamarkan dengan mengeluh pening dan pilu

    Beberapa saat terbang melayang dengan hati yang menanggung rindu Simbangan pun sampai di istananya:

    Berhentilah perkataan Nuri merawan
    Tersebutlah Simbangan kemala mengawan
    Sampailah ke istana unggas bangsawan
    Kalbunya gundah cinta kepiluan

    Baik peraduan merebahkan diri
    Cinta terikat kepadanya Nuri
    Dendam bertambah tiada terperi
    Selaku-laku tiada tersamari

    Ke Siam pergi membeli kici
    Orang bercamat dalam perahu
    Dilihat diam dikatakan benci
    Dendam gelomat siapakan tahu.

Pertanyaan Lainnya