jelaskan terperinci sejarah berdirinya kerajaan demak dan mesjid demak
Sejarah
estymaulana1
Pertanyaan
jelaskan terperinci sejarah berdirinya kerajaan demak dan mesjid demak
1 Jawaban
-
1. Jawaban 86harnum
Kerajaan Demak
Dalam penyiaran dan perkembangan Islam di Jawa, para Muballigh Islam yang dikenal dengan sebutan “Walisongo” (Wali Sembilan) memusatkan kegiatannva dengan menjadikan kota Demak sehagai sentral segala sesuatunya. Atas dukungan para Walisongo tersebut terutama atas dasar perintah Sunan Ampel, maka Raden Patah ditiigaskan untuk mengajarkan agama Islam dan membuka Pesantren di desa Glagah Wangi. Tidak lama kemudian Raden Patah membuka Madrasah dan Pondok Pesantren di desa tersebut, lama kelamaan desa ini banyak dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.
Kerajaan Islam pertama ini didirikan oleh Raden Patah atas restu dan dukungan para Walisongo yang diperkirakan tidak lama sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit (semasa pemerintahan Brawijaya ke V/Kertabumi) yaitu lebih kurang pada Th. 1478 M sinengkalan (ditandai dengan Condrosengkolo): “Sirno ilang kartaning bumi”. Adapun berdirinya kerajaan Demak sinengkalan: “Geni Mati Siniram Janmi”, yang artinya Tb. Soko 1403 (Tb. 1481 M).
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, maka Demak merupakan kadipaten wilayah kerajaan Majapahit (Brawijaya V) dan sebelum berstatus kadipaten Demak lebih dikenal orang dengan nama “Glagah Wangi” yang menjadi wilayah kadipaten Jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten wilayah Majapahit yang adipatinya memeluk agama Islam.
Menurut cerita rakyat, orang yang pertama kali dijumpai oleh Raden Patah di Glagah Wangi adalah Nyai Lembah yang berasal dari rawa Pening. Atas saran Nyai Lembah inilah maka Raden Patah bermukirn di desa Glagah Wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro” Demak. Kemudian dalam perkembangannya dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya Bintoro menjadi ibu kota negara.
Adapun asal kata “Demak” ada beberapa pendapat, antara lain:
- Menurut Prof. Purhotjaroko, Demak berasal dari kata “Delemak” yang artinya “ tanah yang mengandung air” (rawa).
- Menurut Sohihin Salam dalam bukunya “Sekitar Walisongo” menyatakan bahwa Prof. Dr. Hamka berpendapat kota Demak adalah berasal dari bahasa Arab “Dimak” yang artinva “air mata”, menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agama Islam pada waktu itu.
- Menurut Prof. R.M. Sutjipto Wiityosuparto, bahwa Demak itu berasal dan bahasa Kawi yang artinya pegangan atau pemberian.
Dari berbagai pendapat tersebut, maka ada kecenderungan kata “Demak” itu memang berasal dan bahasa Arab “Dimak” artinya air mata yang menetes, karena betapa sulitnya saat itu para Walisongo menyiarkan dan menegakkan agama Islam ke dalam dada masyarakat yang sudah lama mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang kuat terhadap ajaran-ajaran agama Hindu.